Tersesat
Monolog
Judul : Tersesat
Ide cerita : menghargai orang lain
Tema : Persahabatan
Jumlah pemeran : 3 (1 karakter utama (monolog))
Karakter Pemeran:
Rani= Keras kepala dan egois
Qila= Peduli dan teladan
Siti= Tidak setia kawan dan boros.
Alur : Maju
Sinopsis : Bertemakan
kehidupan yang realistis. Rani, seorang anak muda yg terjebak di kegelapan yang
disebut ‘trend’. Demi dapat berteman dengan orang-orang di geng gaul,
dia meninggalkan sahabat masa kecilnya.
a) Prolog
Ini kisahku, hanya seorang anak biasa bernama
Rani. Berawal dari sebuah grup chat
teman-teman gaul yg
kukagumi, aku menjadi buta arah. Yang salah menjadi benar yang benar menjadi
salah. Seorang teman masa kecil, Qila
Namanya. Sudah 2 tahun kami Bersama. Tawanya yang mudah menular dan sifatnya
yang lembut sangat melekat dalam ingatanku. Sahabat yang sempurna memang, tapi
karena kebodohanku, aku jadi tidak bisa sedekat dulu lagi padanya.
b) Monolog
Tragedi itu terjadi saat aku mulai memasuki sekolah
menengah pertama. Temanku satu-satunya saat itu hanya Qila. Karena hanya aku
dan dia lulusan SD lama kami yang masuk ke SMP yang sama. Tapi sayang, kelas
kami berbeda. Tetapi kami tetap bertemu dan bermain bersama saat waktu
istirahat. Itulah rutinitas kami sehari-hari. Tetapi suatu hari, teman
kelasku yang menyesatkan Bernama Siti mengajakku bermain dengan gengnya. Kesan
pertamaku adalah mereka sangat keren dan dewasa. Aku ingin bermain lagi dengan
mereka, pikirku dulu. Aku pun langsung menceritakan dan mengajak Qila melakukan kegiatan yang sama seperti yang kulakukan kemarin.
Tetapi saat kita membeli banyak gelang dan perhiasan lucu seperti Siti, Qila
malah memarahiku karena boros. Lalu saat aku memetik bunga di taman, memesan
banyak makanan, dan mengkritik film tayo yang kita tonton ia selalu
mengomel. Karena kesal dan risih, akupun memarahinya. Dan keesokan harinya, kami
tidak pernah bertemu lagi. Bukan karena Qila tidak mau meminta maaf padaku,
tetapi aku yang selalu menghindarinya karena takut teman-temanku menganggapku
ndeso dan gak asik jika aku mengajak Qila juga. Kejadian itu terjadi, aku mulai dipalak oleh gengku.
Mereka mulai meminjam uangku tanpa ijin dan memaksaku mengerjakan pr mereka.
Tentu saja aku menolak. Mereka langsung pergi meninggalkanku setelah
itu. Dibuang begitu saja. Lalu aku berpikir “Apakah Qila juga merasa
begini saat aku menghindarinya?” Aku merasa sangat bersalah. Ingin meminta maaf, tetapi
Qila sudah pindah seminggu yang lalu. Nomornya juga sudah kuhapus agar tidak
dilihat Siti dan teman-teman. Tidak ada yang bisa kulakukan. Kami sekarang
sudah berada boro-boro di sekolah yang berbeda, kotanya saja sudah berbeda.
Qila pergi karena pekerjaan orang tuanya. Sejak saat itu aku menjalani masa SMP
tanpa teman dan sendirian.
c) Epilog
Sesungguhnya trend hanyalah kesenangan sejenak semata. Selalu
berganti-ganti dan tidak akan berhenti. Sekali-kali boleh mengikuti trend
tetapi jangan sampai mengikutinya terlalu dalam dan menjadi
kecanduan. Pedulilah terhadap teman baikmu , jangan menghindari mereka hanya
untuk ‘pencitraan’ di hadapan teman2 tidak jelas hanya untuk bisa diterima di kalangan mereka.
Pilihlah teman yang baik karena sesungguhnya teman dan lingkungan itu sangat
penting untuk kehidupanmu.
TAMAT
Terimakasih
Komentar
Posting Komentar